Softlens berfungsi untuk memperindah bola mata yang memiliki beberapa variasi warna pilihan, atau sebagai salah satu alternatif bagi mata mereka yang kekuatan penglihatannya kurang dan ga mau pake kacamata. Nah, mungkin dengan menggunakan softlens kerasa lebih praktis. Tapi apa jadinya kalau softlens bisa ngerusak mata kalian? Emang sosialisasi terhadap bahaya pemakai softlens masih asing terdengar di telinga kita.
Berdasarkan hasil penelitian sejak tahun 2003 yang dilakukan tim dokter dari Pusat Kornea, Universitas Illinois, Amerika Serikat, terjadi peningkatan jumlah kasus infeksi mata serius yang disebut dengan Acanthamoeba Castellani. Acanthamoeba castellani adalah suatu mikroorganisme yang banyak ditemukan pada air terkontaminasi. Nah, kontaminasi ini sering terjadi pada tempat penyimpanan soft lens milik anda. Seperti kurangnya menjaga higienitas saat menyimpan atau tidak mensterilkan lensa kontak dengan benar, akibatnya dapat menimbulkan infeksi pada mata. Penyakit mata ini biasanya disebut dengan Acanthamoeba Keratitis (AK) yang disebabkan oleh Acanthamoeba Castellani (tanyadokteranda.com).
Menurut Dr. Charlotte Joslin, ada 63 kasus yang teridentifikasi AK akibat menggunakan lensa kontak, hingga akhir tahun 2006. Dan biasanya 2-3 kasus per tahun. Hasil tersebut memberikan bukti, perawatan lensa kontak yang tidak sesuai aturan akan meningkatkan risiko infeksi (pikiranrakyat.com/8 Januairi 2009).
Sekilah terlintas difikiran gw, waktu pacar adiknya kaka ipar gw (zzzz...), fuji namanya cerita tentang soflens. Dia bilang temen kampuznya termasuk pengguna soflens, tapi dia ngga pernak mau ngebuka soflensnya selama seminggu. Padahal gw aja baru 5 jam udah ngerasa perih banget ni mata. "Terus gimana kalo bobo?" tanya gw "yaa bobo juga dipake,," jawab uji. Hahh??? gilaa bener,, Padahal bahaya banget loh !
Kalo kita nggak ngerti ‘N nggak bener dalam hal pemilihan, pemakaian, dan perawatan, bakalan banyak dampaknya. Diantaranya:
1. Iritasi. Lensa yang dilapisi oleh debu atau kotoran lainnya, bisa nyebabin mata kita iritasi. Tandanya terasa not comfortable, gatal, belekan, merah, perih. Kalo dah gitu copot… Cuci ulang, istirahat bentar jangan langsung dipake yow!
2. Lensanya bisa menyebabkan kerusakan kornea. Softlens dapat menyebabkan topograpi kornea berubah untuk pemakaian jangka panjang. Bisa terjadi perubahan penglihatan.
3. Pasien yang memiliki cylinder kornea yang tinggi dan bentuk soft ens yang berubah menyebabkan cylinder yang tidak diharapkan. ‘N manusia dengan cylinder tinggi tidak cukup terkoreksi dengan softlens lho!
4. Radang mata yang mengakibatkan mata merah.
5. Hypoxia yang disebabkan lensa terlalu ketat.
6. Keratitis. Penelitian membuktikan bahwa ada ikatan antara ketidak patuhan pasien dalam mengikuti petunjuk perawatan dengan pertumbuhan microba.
7. Peripheral neovaskularisasi.
8. Superficial Punctate Keratitis (SPK) dapat timbul karena lensa yang lebih besar
TIPS:
1. Softlens dengan massa aktif (emang HP kale…!) semakin lama semakin kotor. Di USA biasanya pake yang 1-2 minggu, Europe yang sebulan, di SINI malah pake yang taunan. Penggunaan softlens disposable/sekali pake yang paling oke!
2. Harus Bersih. Soflens ga cocok buat orang yang jorok ‘N ga rajin. Untuk menjadikannya sesuai massa pakai N meminimalkan gangguan pada mata. Sebelum memakai dan melepas cuci tangan sesempurna mungkin berulang-ulang. Cuci softlens dengan pembersihnya berulang minimum 2x lah. Guyur dengan agak banyak (jangan pelit-pelit). Penggosokan dengan tangan pada permukaan softlens juga sangat penting meskipun saat ini banyak produk mencantumkan “ no – rub just rinse”.
3. Mata cepet kering. Untuk softlens dengan kadar air yang dikit, menyebabkan mata terasa cepet kering. Ko bisa…! Gampangannya gini kalo kita Haid pake pembalut pasti lebih kering kan dari pada ga pake. Ha.. Ha.. Becanda lagi… It Could be! So kalian perlu tetes mata untuk membuatnya tetep basah. Pilih softlens dengan kadar air yang tinggi.
4. Jangan dipake tidur, ditempat berdebu ‘N berangin kenceng, renang, ato dipake ngintip…
5. Periksa dulu kondisi mata loe dan konsultasikan pada dokter mata. Selain harus menjalani pemeriksaan visus, koreksi obyektif dan subyektif, keratometri, lebih baik lagi kalo tes slitlamp, tearscope, dan topografi kornea yang dibarengi simulasi pemakaian lensakontak. Ujicoba lensa kontak untuk menentukan jenis lensakontak yang akan dipakai.
Comments
Post a Comment
silahkand berkomentar kauuand . . .